Monday, December 17, 2012

OMG…!!! Betapa ngerinya sehelai “uban” bagi wanita


Life begins at forty. Kehidupan baru mulai diusia empat puluhan.Demikianlah adagium di negara-negara barat bahwa kehidupan yang sebenar-benarnya adalah pada saat kita mencapai 40 tahun disaat kita mencapai kedewasaan penuh. Tapi lain halnya di Indonesia, pada saat mencapai usia tersebut seolah-olah kehidupannya berakhir, badannya melar tak berbentuk, timbul kerut-kerut tanda penuaan di wajahnya, kantung mata mulai terbentuk, kulit wajah kusam dan uban pun tumbuh dengan lebatnya.

Nah…saya baru berumur 17 tahun 5 tahun yang lalu, tapi sudah sekitar 4 atau 5 bulan silam wah…nemu uban 2 helai di ubun-ubun sebelah kiri. Awalnya sih kepikiran itu uban sakit seperti kata orang tua jaman dulu kala. Try to positive thinking….!!! But tiap bulan saya cek malah selalu nemu dengan jumlah dan di tempat yang sama. Unexpected banget banget baaaaaaaanget degh pokoknya.. :( Dan perlu diperjelas dengan sejelas-jelasnya,  saya belum sampai umur 40’an baru belasan beberapa tahun yang lalu, hmm….kanapa harus tumbuh secepat itu yah…? :’( 

Setelah menyadari keberadaan tamu asing tak diinginkan tersebut malah jadi ingat ternyata my mom juga memiliki uban tumbuh subur nan lebat pertama kali di ubun-ubun sebelah kirinya. Wah.. entah kenapa saya merasa senang cuz memiliki kesamaan with her. Tapi terlepas dari itu, saya jadi agak ragu keluar tanpa pakai jilbab. Ya….kan nggak lucu kalau-kalau si putih itu nongol di depan sang pince hahaaaaa… Dan repotnya lagi, tiap bulan malah ada aktifitas rutin “memetik” 2 helai si putih.

Semoga saja si putih itu TIDAK tumbuh kembang bertambah dengan cepat. Satu pesan untuh si putih : tetaplah jadi the best white couple in my head…… :D

 Tuu kaan..masih unyu-unyu maxi ;)



Friday, December 14, 2012

Galau??? Or Gundah???


Kalau memakai kata galau malah terkesan seperti ABG labil yang bermasalah dengan first lovenya “cinta monyet” dimasa-masa SMP. Dan saya bukan lagi anak SMP, masa-masa ababil itu sudah lewat 7 tahun yang lalu “kurang lebih”. Mungkin saya lebih cocok dengan kata GUNDAH. Gundah tidak memiliki perbedaan dalam makna dengan galau. Akan tetapi, dal hal ini saya lebih ngngeh dengan kata gundah, terkesan lebih dewasa I guess hahaaaa 

Memang betul kata orang yang mengatakan bahwa menyandang status SARJANA itu kebahagiaannya hanya pada hari wisudahan. Mungkin seminggu pasca wisudah masih terasa aura-aura kebahagian bebas dari beban perkuliahan. Bebas bangun pagi, bebas kerja tugas, dan bebas dari skripsi “tugas kuliah paling mematikan” :D

Hari ini sudah kurang lebih enam bulan saya tidak lagi menyandang status mahasiswa alias “pengangguran”, ohh….sungguh berat untuk mengakuinya :(
 
Tiap hari pun terlewati tanpa hal-hal yang menantang, datar!!! Malah terjebak dalam ide keluarga untuk menjadi “staff tanpa gaji”. I am not enjoy this job.. :(  Saya juga kurang yakin untuk mengatakan Job, secara keberadaannya tidak diakui boleh dikata, hadir ya hadir, tidak hadir pun tidak akan kena sanksi… , free :D
Maunya sih nyari-nyari kerja atapun itu sekedar melamar kerja di instansi tertentu tapi karena suatu hal keluarga malah tidak memberikan izin untuk hidup sendiri lagi di kampung orang. Mungkin akan terasa dan itu pasti akan terasa sangat bahahia kalau sudah memeliki penghasilan sendiri tanpa harus minta lagi keorang tua. 

Sekarang melah jadi sering merenung, sampai kapan ada penerimaan PNS di Indonesia khususnya di LUTRA. Itu pun kalau ada harus melalui persaingan berat, terlepas dari faktor luck, persaingan tebal kantongnya CPNS pun sangat ketat…hahaaa betapa lucunya negeri ini :D

Yeah… inilah dunia realitas, kemauan dan kenyataan tidak jarang akan tidak sejalan. apa yang kita mau belum tentu bisa didapatkan dengan mudah, harus melalui proses panjang dan butuh kesabaran yang ekstra. Akan tetapi, tetap semangat dan percaya suatu saat akan indah pada waktunya…kekeeee klise but its true :D